KESEDIHAN
KESEDIHAN
Sinopsis:
Seita adalah anak sulung yang masih berusia 14 tahun, sedangkan adiknya, Setsuko, masih berusia 3 tahun. Mereka hidup di latar waktu di mana bumi tengah bergejolak akibat perang dunia II. Saat itu Amerika menyerang Jepang lewat jalur udara dan kota-kota di Jepang menjadi sasarannya.
Kota Kobe yang menjadi salah satu sasaran Amerika luluh lantak karena bom yang dijatuhkan. Semua rumah hancur, tak terkecuali rumah Seita. Semua orang sibuk menyelamatkan diri ke pengungsian. Seita dan Setsuko akan menyusul ibunya yang telah lebih dulu mengungsi ke bangunan sekolah.
Sang ayah yang merupakan prajurit Angkatan Laut Jepang tidak ikut bersama mereka sebab telah gugur di medan perang. Oleh karena itu, Seita harus menjaga adiknya dengan baik dan memastikan ibunya aman. Nahas, sang ibu terkena bom dan seluruh tubuhnya terbakar. Penyakit jantung juga memperburuk keadaannya, sehingga ia tidak tertolong lagi.
Sepeninggalan ibunya, Seita dan Setsuko diambil oleh bibi mereka. Rupanya kedatangan mereka ke rumah satu-satunya kerabat yang tersisa itu ibarat mengantarkan diri untuk dihina dan dicaci, lantaran bibi mereka menganggap Seita dan Setsuko hanya parasit di rumahnya.
Merasa tidak diinginkan, kedua kakak beradik itu pergi dengan menggunakan gerobak dan menetap di sebuah gua bekas tempat persembunyian yang terletak di tepi danau. Karena tidak ada penerangan di dalam goa, ketika malam tiba, Seita menangkap kunang-kunang dan membawa mereka masuk ke dalam untuk menerangi gua.
Kunang-kunang tersebut tidak bertahan lama, sebab keesokan harinya mereka mati dan Seita menguburnya. Gua tempat tinggal Seita dan Setsuko secara tinggal langsung menjadi kuburan kunang-kunang.
Untuk bertahan hidup, kakak beradik itu makan ikan, kodok dan hewan lain yang aman yang mereka temukan di danau. Terkadang, mereka mencuri buah-buahan tetangga yang ada di sekitar gua.
Setelah keluar dari rumah bibinya, Seita harus bertahan hidup dengan peralatan seadanya dan bahan makanan yang ada di sekitar goa tempat mereka tinggal. Namun, kehidupan yang jauh dari kata sejahtera itu terasa berat bagi Setsuko.
Di usianya yang masih rentan, Setsuko, si adik kecil itu tidak bisa bertahan karena diserang diare dan gizi buruk yang akhirnya merenggut nyawanya. Meskipun Seita sudah mencoba beragam cara untuk menyembuhkan Setsuko dengan mencuri obat, makanan dan lain-lain, anak itu tidak tertolong.
Dengan meninggalnya Setsuko, praktis tinggal Seita yang tersisa. Ibu dan Ayahnya telah lama pergi dan kini Setsuko pun menyusul mereka. Hari-hari selanjutnya adalah neraka bagi Seita. Ia hanya tinggal menunggu dijemput malaikat maut agar bisa berkumpul dengan keluarga yang dirindukannya.
0 komentar:
Posting Komentar